Oleh: Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi (Aktif di Kajian Zionisme Internasional)
Diupayakan di dunia ini hanya satu
agama, yaitu agama Yahudi. Oleh karena itu segala keyakinan lainnya
harus dikikis habis. Kalau dilihat di masa kini, banyak orang yang
menyimpang dari agama. Pada hakekatnya kondisi seperti itulah yang
menguntungkan yahudi (Protocol Zion Ke 14)
Tidak jarang kita mengamati banyak
sekali pelatihan-pelatihan motivasi spiritual hadir di Negara kita.
Selain melejitkan potensi keimanan, ada pula yang mengaku bisa
mendekatkan spiritualitas seorang hamba kepadaNya.Caranya
simpel, anda hanya disuruh kosongkan pikiran, dengarkan hati nurani,
ingat dosa-dosa anda dan rasakan ada titik Tuhan hadir disitu. Pelatihan
ini banyak berbandrol jutaan rupiah. Ia diisi orang-orang berdasi.
Panitianya rupa-rupa warnanya. Ada yang berjilbab ketat, kerudung
selempangan, sampai yang tidak menutup aurat. Yang lelaki, apalagi:
necis, wangi, gagah dengan jas menyelimuti punggungnya.
Pelatihan model seperti ini mencoba
meredusir Islam dari ideologi ke spiritualitas belaka. Dari tauhid
menjadi macam-macam tuhan serba ada. Makanya anda jangan kaget, jika ada
orang Budha, Hindu, Nashrani, Konghucu hadir di pelatihan ini.
Dalihnya, bahwa mereka sama-sama memiliki suara hati seperti orang
Islam. Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa mengidentifikasi mana
suara hati dan mana suara setan?
Sejarah New Age Movement (NAM): Kamuflase Ide Kabbalah
Kasus diatas adalah satu dari sekian
banyak inflitrasi New Age Movement (NAM) atau gerakan zaman baru dalam
kehidupan kita. NAM di Barat bukan lagi sekedar alternative
dari kekosongan nilai masyarakat, namun NAM sudah menjadi “agama” baru
Barat, setelah Nietszche membunyikan lonceng kematian Tuhan yang
menggema di seluruh Eropa dan Amerika.
Seperti dikutip di Wikipedia, New
Age Movement (NAM) sendiri adalah gerakan spiritual non-agama Barat
yang berkembang pada paruh kedua abad ke-20. Fokus utamanya berkisar
pada penyatuan dunia Timur dan Barat pada tradisi spiritual metafisik
dan kemudian menanamkan mereka dengan pengaruh dari self-help, psikologi
motivasi, kesehatan holistik, parapsikologi, penelitian kesadaran dan
fisika kuantum”. Hal ini bertujuan untuk menciptakan spiritualitas tanpa
batas atau dogma yang lebih inklusif dan pluralistik. Karakteristik
lain dari NAM adalah bagaimana ajaran ini amat berpegang teguh pada
pandangan dunia holistik, dalam arti bahwa Pikiran, Tubuh dan Roh saling
berhubungan dan bahwa ada bentuk Kesatuan dan persatuan seluruh alam
semesta. Lebih lanjut NAM berupaya untuk menciptakan sebuah pandangan
dunia yang meliputi ilmu pengetahuan dan spiritualitas.
Yang menarik ialah di paragraf terakhir Wikipedia menulis, “The
New Age movement includes elements of older spiritual and religious
traditions ranging from atheism and monotheism through classical
pantheism, naturalistic pantheism, and panentheism to polytheism
combined with science and Gaia philosophy; particularly
archaeoastronomy, astronomy, ecology, environmentalism, the Gaia
hypothesis, psychology, and physics. New Age practices and philosophies
sometimes draw inspiration from major world religions: Buddhism, Taoism,
Chinese folk religion, Christianity, Hinduism, Islam, Judaism, Sikhism;
with strong influences from East Asian religions, Gnosticism,
Neopaganism, New Thought, Spiritualism, Theosophy, Universalism, and
Western esotericism. The term New Age refers to the coming astrological
Age of Aquarius.
Dengan begitu, dunia kemusyrikan,
paganisme, dan theosofi adalah doktrin dan prinsip dasar dari NAM. Oleh
karena itu, kita patut curiga bahwa gerakan ini hanyalah peralihan wujud
dari ide-ide kabbalah kuno dan misi Yahudi yang berlindung di kedok
pelatihan kepribadian. Bahkan Nancy Percy, seorang pengkaji worldview dari Philadhelphia Biblical University, dalam tulisannya, Modern Islam And The New Age Movement menyatakan bahwa gerakan New
Age hanyalah ekspresi yang lebih baru dari kecenderungan lama untuk
mengimpor panteisme Timur ke dalam budaya Barat, yang dimulai dengan
Plotinus dan neo-Platonisme.
Menyambung dari pandangan Nancy Percy,
JN Findlay, seorang teolog Kristen juga mengatakan demikian. Ia
beranggapan ahwa pengaruh pemikiran filsafat Yunani, khususnya Plato dan
Neoplatonisme, pada perkembangan dalam Kabbalah telah lama diakui.
Sejumlah Kabbalah mencatat hubungan yang erat antara Kabbalah dan
filsafat Platonis. Dan fakta menunjukkan Kabbalah adalah sumber tunggal
untuk ide-ide Platonis dan Neoplatonis.
Plato sendiri adalah seorang peletak
dasar etika filsafat Yunani yang kuat atas ide-ide penyatuan manusia
dengan Tuhan yang kemudian diterjemahkan orang modern lewat gagasan NAM.
Oleh karena itu, David Livingstone, seorang pakar kajian Kabbalah,
dalam tulisannya, Plato The Kabbalist, menyatakan bahwa menjadi
keprihatinan kita semua bahwa gurita Filsuf Kabbalis seperti Plato ini
telah menjadi pilar banyak doktrin yang telah melanda abad kedua puluh.
Dan konyolnya, satu-satunya alasan dia telah mencapai reputasi besar
adalah bahwa dalam rimba sejarah Barat dan Timur, tradisi okultisme
Plato telah dianggap sebagai “godfather” dari berbagai doktrin, dan
sebagai wakil besar dari orang-orang yang berhubungan dengan tradisi
kuno Kabbalah.
Plato dalam gagasannya mengatakan bahwa
jiwa manusia tidaklah mati. Ketika kematian datang kepada tiap individu,
ia akan bergabung kepada Sang Maha Baik. Doktrin ini mirip dengan Film
yang banyak menyebarkan gagasan NAM, yakni Avatar. Dalam film berdurasi
kurang lebih tiga jam dan menjadi top seller di Amerika, digambarkan
bahwa bahwa jiwa tidaklah mati, sebab mereka akan bergabung dengan Roh
Eywa.
Peralihan Doktrin dalam film Avatar ini
sebelum menjadi pegangan NAM, juga sudah diperkenalkan oleh Yahudi
Hasidik. Yudaisme Hasidik sendiri dipelopori pada tahun 1600-1700 oleh
Baal Shem Tov. Menurut Michael Keene dalam bukunya “Agama-agama Dunia”
menjelaskan bahwa Yudaisme Hasidik meninggalkan pendekatan orthodoks
pada hal-hal ilmiah dan memuaskan perhatian pada tradisi ritual dan
mistisYahudi. Pemimpin Hasidik (Rebbe) dipercayai memiliki karunia
spiritual melebihi karunia yang diberikan pada rabbi. Gerakan Hasidik
kuat di Israel dan Amerika. Oleh karena itu, New Age Movement memliki
pandangan yang sejalan dengan Kabbalah, Ide Plato, neo Platonisme,
hingga theosofi. Adapun ajaran NAM berpijak pada lima hal, yakni:
1. Monisme, keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada, merupakan derivasi (penjabaran) dari sumber tunggal devine energy. Pada tingkat tertentu dapat digabungkan menjadi kesatuan dari semuanya.
2. Pantheisme, yakni gagasan God is all
and all is god, Allah adalah segala sesuatu dan segala sesuatu adalah
allah. God within ourself–Allah dalam diri kita.
3. Reinkarnasi, keyakinan bahwa jiwa
manusia kembali pada eksistensi jas-maniah berulangkali, hingga mencapai
keadaaan terbaik dan tertinggi dari Great Oneness—keesaan agung alam
semesta.
4. Pencerahan, kepercayaan bahwa kita
memiliki pengetahuan rahasia yang terkandung di alam bawah sadar kita.
Sebagaimana disebutkan oleh Carl Gustave Jung, bawah sadar kolektif umat
manusia memungkinkannya dapat memanipulasi energi dan zat [roh] dengan
pikirannya, dan melaluinya dapat memperoleh kekayaan dan kesehatan.
5. Spiritisme, keyakinan bahwa ada
roh-roh yang dapat dihubungi oleh orang-orang mati sehingga dapat
memberi wawasan kepada seseorang mengenai etika dan makna kehidupan di
bumi.
Alhasil kita bisa menyimpulkan sejarah
NAM adalah sejarah panjang dari kontinuitas ajaran Kabbalah yang ingin
mewujudkan dunia ini dalam satu pandangan yakni Novus Ordo Seclorum.
Pandangan ini tidak lebih ingin meredusir agama pada sisi spiritualitas
belaka yang ujungnya akan menafikan peran Tuhan dalam agama tauhid,
membentuk kerajaan tunggal dimana dunia akan digerakkan oleh satu
kekuatan, yakni Al Masihuddajal.
New Age Movement: Dari Penghancuran Kristen Menuju Penghancuran Islam
Tulisan Maria Van Tiel seorang Doktor
Antropologi Kesehatan yang menetap di Belanda adalah sisi menarik
lainnya. Dalam tulisannya di harian Republika Jum’at 21-01-2011, ia
mencatat bahwa pada dewasa ini, buku bernapaskan NAM banyak bertebaran
di toko buku di Indonesia. Harganya terjangkau. Tak jarang dibumbui kata
“best seller”. Judulnya menggiurkan. Sebut saja, Super Cerdas dengan
Aktivasi Otak Tengah; Dahsyatnya Otak Tengah; The Power of Blessing;
Unlimited the Potency of the Brain; Spiritual Company; atau Revolusi IQ/
EQ/SQ. Yang luar biasa banyak jumlahnya, buku-buku hypnoparenting dan
hypnotherapy.
Ini mungkin cukup wajar, sebab Kristen
di Eropa memang habis dibantai oleh NAM. Kristen yang tidak memiliki
basis Ketuhanan yang kuat gagal membendung arus modernisasi yang memberi
ruang tajam terhadap rasionalisme. Barat telah berkembang menjadi
negeri-negeri dengan penafian luar biasa terhadap Tuhan. Kristen sebagai
agama dominan di Barat pun tidak mampu berbuat apa-apa. Ajaran Kristen
yang cenderung dogmatis dan menumpukan akal menjadi musuh yang mudah
ditaklukan oleh NAM.
Akhirnya, umat Kristiani sekarang
memasang kuda-kuda untuk membendung ajaran NAM. Mereka memasang
situs-situsnya bersama judul-judul seperti Bahaya NAM, The New Age and
Kabbalah, New Age Movement and Christianity dan segala macamnya.
Sherry Shriner, penulis buku-buku
konspirasi dan pengkaji bible, sampai mengkaitkan tragedi ini dengan
nubuwah dalam Bible. Ia menulis Ketika para murid bertanya kepada Yesus
apa yang akan mencirikan hari terakhir tepat sebelum kedatangan-Nya, Dia
menjelaskan bahwa itu akan menjadi saat terburuk penipuan agama dunia
yang pernah ada.
Ketika Yesus duduk di atas Bukit
Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap
sendirian dengan Dia. Kata mereka: “Katakanlah kepada kami, bilamanakah
itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan
dunia?” Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu
akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun
berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi,
tetapi itu belum kesudahannya. (Matius 24:24,25,26).
Instansi Keagamaan Kristen yang hanya
sibuk pada hal-hal ritual liturgis belaka, namun mengabaikan sisi
esensial yakni perjumpaan dengan Tuhan adalah kegagalan besar yang
mengundang NAM masuk ke gereja-gereja mereka. Ini mengakibatkan banyak
anak-anak muda Amerika dan Eropa saat ini lebih rajin pergi ke
paranormal ketimang sekolah minggu. Mereka-para remaja itu-mulai
mempelajari tulisan-tulisan yang berkaitan dengan astrologi atau berguru
di tempat sepi dan terpencil (esoterisme). Saat itu pula, mereka mulai
memperkenalkan gaya hidup baru seperti yang dilakukan kaum Hippies dari San Fransisco.
Tujuan NAM sebenarnya bukan saja
menghancurkan Kristen. Musuh utama mereka adalah Islam. Islam lah lawan
sepadan bagi mereka saat ini. Tauhid dalam Agama ini adalah target empuk
untuk dihancurkan NAM. Zionisme memiliki banyak cara agar sehasta demi
sehasta, sejengkal demi sejengkal berupaya gigih meporak-porandakan
agama ini. Mereka boleh sulit memberangus faksi-faksi Jihad Islam. Namun
mereka punya cara licik, bagaimana memukul Islam melalui agama kita
sendiri
Buku-buku gagasan Pluralisme Agama,
Perenialisme Islam, Theosofi Islam, yang banyak diperkenalkan oleh
Lembaga Paramadina adalah kasus yang mewakili kekhawatiran ini. Bahkan
di Jakarta telah berdiri Ibnu Arabi Society yang diketuai oleh Kautsar
Azhari Noer seorang dosen filsafat UIN dan UI. Ibnu Arabi Society aktif
menyelenggarakn seminar-seminar yang justru banyak mengaburkan
pandangan-pandangan aseli Ibn Arabi tentang wahdatul wujud.
Dalam salah satu seminarnya, yang saat
itu penulis hadiri, Kautsar Azhari Noer menjelaskan penyatuan manusia
dengan Roh Allah. Tak hanya itu, Filsuf muslim abad 12 itu diboncengi
namanya dengan faham-faham kesatuan agama-agama. Padahal Ibn ‘Arabi
tegas menyatakan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang sah di dalam
pandangan Allah SWT. Setelah Nabi Muhammad SAW diutus, maka pengikut
agama-agama para Nabi sebelumnya, wajib beriman kepada Nabi Muhammad SAW
dan mengikuti syariatnya. Sebab, dengan kedatangan sang Nabi terakhir,
maka syariat agama-agama sebelumnya otomatis tidak berlaku lagi.
Bahkan Dr Mohd Sani bin Badrun, alumnus
ISTAC-IIUM, dalam tesisnya berjudul “Ibn al-‘Arabi’s Conception of
Religion”, menegaskan bahwa menurut Ibn Arabi, Kaum Yahudi wajib
mengimani kenabian Isa AS dan Muhammad SAW. Kaum Kristen juga wajib
beriman kepada kenabian Muhammad SAW dan Alquran. Jika mereka
menolaknya, maka mereka menjadi kafir. Bahkan, Ibn Arabi pun
berpendapat, para pemuka Yahudi dan Kristen sebenarnya telah mengetahui
kebenaran Muhammad SAW, tetapi mereka tidak mau mengimaninya karena
berbagai faktor, seperti karena kesombongan dan kedengkian.
Selain itu, masih tak lupa dari ingatan
kita mengenai kasus ESQ yang kemudian difatwa sesat oleh Ulama-ulama
Malaysia. Ini juga adalah bagian tanda anya dalam diri kita bahwa,
sudahkah NAM betul-betul menguasai sendi-sendi keagamaan kita? Tanpa
bermaksud mendeskriditkan maksud dari penggagas ESQ, namun fakta tak
bisa dipungkiri. Dalam buku “Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ” dinyatakan
bahwa suara hati manusia memiliki suara hati yang sama. Ini sama saja
mengakui entah ia Yahudi, Konghucu, Budha, hingga atheis sekalipun
memiliki suara hati yang juga sama. Padahal Islam tidak berhenti di
fitrah tapi juga Iman, termasuk pada nubuwah-nubuwah akhir zaman.
Alhasil saya bingung, bagaimana nanti ketika Dajjal turun, tepat
bersamaan dengan pelatihan ESQ. Para peserta berhamburan, yang Yahudi
dan Nashrani masuk ke barisan Dajjal, dan Islam di belakang pasukan Imam
Mahdi. Ternyata mereka mengambil jalan berbeda. Lho katanya suara hati
tiap manusia sama?
Inilah sedikit saja kerancuan metode
dakwah dalam pelatihan kepribadian yang tanpa sadar telah terinflitrasi
gagasan NAM. Karenanya ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman, beliau berpesan; “Kamu
akan mendatangi kaum dari ahli kitab, maka yang pertama kali harus kamu
dakwahkan agar mereka mentuauhidkan Allah Ta’ala.” (HR. Al Bukhari).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar